kali ini saya share praktikum pas kuliah dulu mengenai jembatan wheatstone. oke langsung saja. cekidot :)
A. Latar Belakang
Rangkaian-rangkaian jembatan dipakai secara luas untuk pengukuran
nilai-nilai komponen seperti tahanan, induktansi atau kapasitansi, dan
parameter rangkaian lainnya yang diturunkan secara langsung dari
nilai-nilai komponen, seperti frekuensi, sudut fasa dan temperatur.
Karena rangkaian jembatan hanya membandingkan nilai komponen yang
tidak diketahui dengan komponen yang besarnya diketahui secara tepat,
ketelitian pengukurannya tentu saja bisa tinggi sekali. Pada percobaan kali ini, kita akan membahas salah satu rangkaian jembatan
tersebut.
Pada
rangkaian dasar arus searah, kita menggenal rangkaian jembatan
Wheatstone. Jembatan wheatstone adalah sebuah rangkaian untuk
menentukan nilai hambatan yang belum diketahui, Hambatan dapat diukur
apabila galvanometer menunjukkan nilai 0 atau kosong. Metode jembatan
Wheatstone dapat di gunakan untuk mengukur hambatan listrik dengan
teliti.
B. Tujuan
Menentukan nilai hambatan sebuah resistor dengan rangkaian jembatan wheatstone.
C. Landasan Teori
Jembatan Wheatstone merupakan salah satu cara yang dapat
digunakan untuk menentukan hambatan suatu penghantar dengan
teliti. Percobaan ini dilakukan dengan mengacu pada hukum Ohm dan
hukum 1 Kirchoff .
"HUKUM
OHM : KUAT ARUS (I) DALAM SEBATANG KAWAT BERBANDING
LURUS DENGAN TEGANGAN (V) DAN BERBANDING TEBALIK DENGAN
HAMBATAN (R)"
Persamaan hukum Ohm diatas dapat ditulis :
I = V.R
"HUKUM
KIRCHOFF I: JIKA PADA SUATU TITIK BERTEMU BEBERAPA PENGHANTAR BERARUS,
MAKA JUMLAH KUAT ARUS YANG MASUK SAMA DENGAN JUMLAH ARUS YANG KELUAR"
I = 0 dimana arus masuk ditandai positif dan arus keluar ditandai
negatif. Adapun rangkaian Jembatan Wheatstone dapat dijelaskan dengan
gambar sebagai berikut :
Gambar. 1.1 Rangkaian Jembatan Wheatstone
Dengan
mengatur besar dari R4 sedemikian rupa sehingga yang
lewat galvanometer menjadi nol (jarum galvanometer menjadi
nol), maka dalam keadaan demikian ini dikatakan rangkaian
Jembatan Wheatstone dalam keadaan setimbang, jadi pada cabang BC
tidak ada arus. Apabila keadaan itu telah tercapai, menurut hukum Ohm
beda tegangan antara titik – titik B dan C = nol. Selanjutnya dapat
dikatakan :
Karena i1 = i2 dan i3 = i4 maka :
Atau :
Andai
kata R2 itu adalah tahanan yang diukur maka menurut persamaan di atas
Apabila R3 dan R4 diganti kawat lurus dengan panjang L1 dan L2 yang
homogen, maka :
Rp : Rx = l2 : l1 sehingga Rx = R1 R2 R3
Keterangan :
G = Galvanometer.
L2 dan L1 = Panjang kawat besi yang mempunyai penampang pada sepanjang kawat.
Rx = Hambatan Standart.
Rp = hambatan yang diukur besarnya.
BAB II
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
Alat dan dahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
- Galvano meter
- Mistar
- Jumper
- Resistor
- Nikelin
- Catu daya
- Gamabar Rangkaian
Gambar. 2.1 Rangkaian Jembatan Wheatstone
B. Prosedur Kerja
Langkah – langkah yang digunakan saat praktikum adalah :
Hubungkan rangkaian seperti tersebut di atas. Sumber daya dalam keadaan off.
Beritahu dahulu asisten atau pembimbing yang bertugas sebelum saklar dipindahkan
ke posisi on.
Geserkan kontak geser sepanjang kawat geser sedemikian rupa, sehingga saklar pada
galvanometer menunjukkan angka nol.
Catat tempat kedudukan kontak geser tersebut untuk menentukan l1 dan l2.
Ulangi percobaan tersebut di atas sebanyak empat kali lagi dengan merubah besar l1
sesuai dengan petunjuk asisten atau pembimbing yang bertugas.
C. Metode Analisa Data
Rumusan nilai Rx dapat diketahui dengan persamaan berikut sebagai berikut :
Rp x l2 = l1 x Rx
Rx= Rp x L1 / L2
Keterangan:
Rx = hambatan geser
Rp = hambatan yang diketahui nilainya
L1 = panjang penghantar 1
L2 = panjang penghantar 2
BAB III
ANALISA HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
Data Hasil Percobaan
No V Sumber R1 (Ω) L1 (Cm) L2 (Cm) Rp pengukuran (Ω) Rp Teori ( Ω ) Error( % )
1 10 1K5 75 5 20060 22500 12.16
2 10 1k5 60 20 4310 4500 4.4
3 10 1k5 50 30 2430 2500 2.88
4 10 1k5 40 40 1525 1500 1.63
5 10 1k5 15 65 323 346.15 7.16
3.3 Pembahasan
Masih
mengenaipenentuan besarnya tahanan suatu rangkaian. Kali ini kita jakan
menghitung nilai hambatan sebuah resistor yang belum diketahui besarnya
nilai dari hambatan resistortersebut. Untuk percobaan kita kali ini
kita menggunakan jembatan wheatstone untuk menentukan besarnya hambatan.
Jembatan wheatstone itu sendiri adalah suatu susunan rangkaian
listrik yang digunakan untuk mengukur suatu tahanan yang tidak diketahui
harganya (besarnya).
Untuk
Rp atau dibaca dengan Resistor potensio merupakan tahanan (resistor)
yang nilainya dapat diubah-ubah. Dengan mengatur besarnya potensio
makakita dapat menyetimbangkan rangkaian jembatan wheatstone
tersebut.
Dengan
menggunakan rangkaian ini kami dapat menentukan besarnya hambatan
pada resistor potensio. Pada saat rangkaian tersebut mempunyai beda
potensial sama dengan nol volt atau bisa dikatakan rangkaian tersebut
dalam keadaan setimbang, artinya tidak ada arus yang melalui
galvanometer. Kondisi ini terjadi bila tegangan dari titik C ke A sama
dengan tegangan dari titik D ke A; atau dengan mendasarkan
terminalnya, jika tegangan dari titik C ke B sama dengan tegangan dari
titik D ke B. jadi jembatan adalah setimbang jika :
I1 Rp = I2 L1..................... (1)
Jika arus galvanometer adalah nol, kondisi-kondisi berikut juga dipenuhi :
I1 = I3 = VRp+Rx............ (2)
danI2 = I4 = VL1+L2 ..............(3)
Dengan menhubungkan persamaan (1), (2), (3) dan menyederhanakannya, maka
diperoleh
RpRp+Rx = L1.L1 + L2............(4)
atau
Rp x L2 = L1 x RX
Dalam
pengukuran, cara mengetahui kapan arus itu sama dengan nol, kita
tidak perlu lagi menggunakan alat yang berlebihan (voltmeter dan
amperemeter), cukup dengan satu galvanometer untuk melihat apakah ada
arus listrik yang melalui rangkaian. Setelah melihat pengukuran
galvanometer barulah kita bisa memasukkan persamaan Rp x l2 = L1 x RX
yang kemudian dengan perbandingan tersebut kita dapat
menentukan besarnya Rp dengan aljabar sederhana
Rp = Rx × L1/ L2
Perhatikan
percobaan kami. Dalam percobaan kami, kami mencoba untuk
mengukur kesesuaian antara teori (persamaan di atas) dengan praktek
aslinya. Apakah teori dengan praktek itu sesuai atau tadak? Untuk l
sendiri kita menggunakan kawat berbahan nikelin pada data percobaan
pertama untuk L1 = 75 cm dan L2 = 5 cm didapatkan Rp sebesar 20,096kΩ,
namun bagaimana dengan hasil Rp teori? Rp teori kita hitung dangamn
persamaan di atas. Rx sebesar 1,5 kΩ kita kali dengan L1 sebesar 75 cm
kemudian kita bagi dengan L2 yaitu sebesar 5 cm. Dan hasilnya
menunjukkan Rp teori sebesar 22,5 kΩ. Untuk mengetahui apakah Rp
teori dengan Rp praktek sesuai atau tidak maka kita coba untuk
menghitung Error persennya (E%) jika melebihi 30% maka
dapat dikatakan bahwa
praktikum ini gagal. E% ini dapat kita hitung dengan persamaan :
Error( % ) = (Rp perhitungan-Rp pengukuran)/(R pengukuran) X 100
Error( % ) = (22.5-20.06)/20.06 X 100
= 12.16 %
Untuk
percobaan di atas kita hitung dan hasilnya adalah 12.16% artinya
praktek. Praktek ini sedikit menyimpang dengan teori yang sebenarnya.Hal
ini dipengaruhi oleh beberapa sebab seperti waktu kami menghitung
R potensio masih ada arus yangmengalir pada galvanometer, penyebab
lainnya adalah Rx yang tidak dapat mengimbangi beban dari R potensio
yang menyebabkan hasil Rp praktek berbeda jauh hasil Rp teori.Jika kita
kaji lebih dalam lagi kita ketahui bahwa R potensio berbanding
lurus dengan Rx dan L1, berbanding terbalik dengan L2. Hal ini
membuktikan bahwa kita dapat menyimpulkan kalau semakin panjang L1
semakin besar pula nilai R potensio, begitu jugadengan sebaliknya
semakin besar L2 maka semakin kecil Rp.
0 komentar:
Posting Komentar