SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA :)

Jumat, 22 Januari 2016

pengaruh budaya terhadap kepribadian seseorang


kali ini saya akan membahas mengenai sebuah karakter seseorang, tapi dalam pembahasan kali ini masih tidak jauh dari dunia seorang engineer :)

Bagaimana pengaruh budaya terhadap kepribadian seseorang ???
     Budaya adalah sekumpulan tingkah laku yang turun temurun yang mempengaruh tingkah laku individu. Budaya merupakan sebuah tingkah laku kolektif dalam masyarakat, yang dominan mempengaruhi dan membentuk sebuah tingkah laku yang sesuai dengan komunitas yang ada dalam budaya tersebut.
Beberapa orang ahli mencoba meneliti pengaruh budaya terhadap kepribadian, dengan melibatkan budaya sebagai unsur dasar yang penting dipertimbangkan. Setiap orang tumbuh dan berkembang ditengah-tengah suatu budaya. Dan budaya pasti merupakan bagian dari apa yang artinya menjadi seorang pribadi – tidak ada orang yang lepas dari pengaruh budaya. Oleh karena itu, menggabungkan budaya kedalam teori kepribadian dan riset kepribadaian merupakan suatu yang sangat masuk akal.
Ketika G. Allport (1954) mempelajari prasangka, ia melihat bahwa menempatkan prasangka sepenuhnya kedalam kepribadian individu merupakan sebuah kekeliruan. Kondisi-kondisi sosial budaya mana yang mendukung prasangka? Allport mengajukan gabungan antara faktor-faktor sosial, ekonomi, historis, dan komunikasi sebagai faktor-faktor yang melengkapi dinamika kepribadian yang bersifat internal. Sebagai contoh, prasangka cenderung lebih banyak terjadi pada masa perubahan sosial, ketika terdapat persaingan ekonomi (misalnya untuk memperoleh pekerjaan), bila pemerintah menghukum pencemaran nama baik, mencari kambing hitam, ketika tradisi masyarakat mendukung permusuhan, dan ketika masyarakat memiliki sikap yang tidak menguntungkan terjadinya asimilasi dan pluralism.
     Dalam abad ini, kondisi semacam ini terjadi ketika Perang Dunia I menghilagkan pembagian sosial ekonomi dan geografis dari abad sebelumnya, dan kemudian ketika zaman depresi (1929) menghasilkan penderitaan dan kekacauan di seluruh dunia. Memang, kekuatan dan popularitas fasisme berkembang pada tahun 1930-an, khususnya dinegara-negara yang tidak memiliki sejarah yang panjang dalam demokrasi dan kebebasan.
Ini menunjukkan bahwa, terkadang sebuah perilaku sangat dipengaruhi oleh budaya karena adanya situasi yang mendukung, seperti ketimpangan ekonomi, persaingan, kesempatan, dan situasi lain yang tidak terkontrol. Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah karena pengaruh budaya yang terlalu kuat ini yang mengakibatkan seseorang selalu berpikir stereotip, dan menganggap orang lain yang berasal dari budaya yang berbeda lebih rendah dari budayanya sendiri.
Dalam menelaah pengaruh kebudayaan terhadap kepribadian, sebaiknya dibatasi pada bagian kebudayaan yang secara langsung mempengaruhi kepribadian.
    Berikut tipe-tipe kebudayaan khusus yang nyata mempengaruhi bentuk kepribadian yakni:
  1. Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar factor kedaerahan. Di sini dijumpai kepribadian yang saling berbeda antara individu-individu yang merupakan anggota suatu masyarakat tertentu, karena masing-masing tinggal di daerah yang tidak sama dan dengan kebudayaan-kebudayaan khusus yang tidak sama pula. Contoh adat-istiadat melamar mempelai di Minangkabau berbeda dengan adat-istiadat melamar mempelai di Lampung.
  2. Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda (urban dan rural ways of life). Contoh perbedaan antara anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang dibesarkan di desa. Anak kota terlihat lebih berani untuk menonjolkan diri di antara teman-temannya dan sikapnya lebih terbuka untuk menyesuaikan diri dengan perubahan sosial dan kebudayaan tertentu. Sedangkan seorang anak yang dibesarkan di desa lebih mempunyai sikap percaya diri sendiri dan lebih banyak mempunyai sikap menilai (sense of value).
  3. Kebudayaan khusus kelas sosial. Di dalam setiap masyarakat akan dijumpai lapisan sosial karena setiap masyarakat mempunyai sikap menghargai yang tertentu pula.
  4. Kebudayaan khusus atas asar agama. Agama juga mempunyai pengaruh besar di dalam membentuk kepribadian seorang individu. Bahkan adanya berbagai madzhab di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda-beda pula di kalangan umatnya.
  5. Kebudayaan berdasarkan profesi. Pekerjaan atau keahlian juga memberi pengaruh besar pada kepribadian seseorang. Kepribadian seorang dokter, misalnya, berbeda dengan kepribadian seorang pengacara, dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara-cara mereka bergaul.
Pada pembahasan ini saya ingin menekankan pada point ke lima yaitu kebudayaan berdasarkan profesi. Dan profesi yang saya bahas disini adalah profesi seorang engineer dan karakternya.
            Kemajuan dari sebuah perkembangan teknologi di dunia didukung secara proporsional oleh kemampuan ahli di bidang engineering. kontribusi seorang engineer dari semua kalangan terhadap peradaban manusia semakin bertambah besar. Keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat akan sangat dipengaruhi oleh keputusan dan tindakan seorang engineer. Oleh karena itu seorang engineer harus memiliki sikap mental dan etika yang baik agar bisa memberikan kontribusi positif bagi manusia dan lingkungan.
Seorang engineer diharapkan memiliki kualitas karakter atau kepribadian yang baik untuk keberhasilan pengembangan knowledge/skill. Sebagai contoh, hasil belajar mahasiswa yang dilakukan secara kontinyu dengan menikmati prosesnya dan mengaplikasikan ilmu yang diterima yang diimbangi dengan motivasi utama untuk mengembangkan pengetahuan/skill akan berbeda dengan hasil belajar mahasiswa yang hanya dilakukan dengan motivasi utama untuk mengejar kelulusan/IPK yang bagus.
Beberapa kepribadian positif dimiliki dan perlu dimiliki oleh seorang engineer antara lain:
1. Memiliki motivasi untuk selalu ingin tau (continuous improvement).
Karakter seperti ini mereka dapat dari berbagai masalah yang mereka temui dalam dunianya yaitu itu dunia teknik. Sebuah konflik atau permasalahan adalah hal yang mau tidak mau akan dihadapi oleh seorang insinyur, maka dari itu seorang insinyur harus bisa mencari solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dari pengalaman tersebut sifat rasa keinginan untuk memecahkan masalah semakin besar dalam dirinya sehingga rasa selalu ingin tau terus mengalir dalam benaknya.
2. Memiliki komitmen, dan rasa tanggung jawab terhadap tugas.
Komitmen terhadap tugas untuk kesejahteraan masyarakat tanpa memandang mereka mampu memberikan bayaran atau tidak, menunjukkan perilaku dengan standar tertinggi, krakterseperti mereka dapat dari kehidupan seorang engineer terhadap sesamanya yang kita tau memiliki solodaritas yang tinggi. Seorang engineer selalu menghindari penyimpangan - penyimpangan personal maupun profesional yang merupakan esensi dari humaniora dan memiliki komitmen untuk bertanggung jawab atas tugas dengan kualitas tertinggi karena kepuasaan yang mereka dapatkan berasal dari kepuasan orang lain atas hasil dari kerjanya.
3. Jujur Dan Apa Adanya.
Kejujuran memang merupakan pondasi yang sangat vital dari kebiasaan karakter dan kepribadian yang baik, yang sangat dihargai orang sepanjang masa di seantero dunia. Seorang engineer yang kurang menjunjung tinggi kejujuran akan sangat berpotensi merugikan dirinya terutama masyarakat. Bagaimanapun juga “seorang engineer akan lebih mudah melaksanakan tugas apabila mendapatkan kepercayaan penuh”. Mereka lebih senang mengutarakan sesuatu apa adanya.

4. Mengedepankan Kemampuan/Keahlian
, Sikap Mental/Karakter
Kemampuan/Keahlian, Sikap Mental/Karakter yang mendukung dan etika yang baik. Kemampuan/keahlian dapat diperoleh seorang engineer melalui studi, pengalaman dan latihan. “Sikap mental” yang mendukung sangat diperlukan seorang engineer untuk dapat bermanfaat bagi masyarakat. Seorang engineer dapat ditempatkan dalam berbagai posisi dan berbagai keadaan. Bukanlah sebuah kebetulan belaka yang membuat insinyur seperti itu. Mereka membutuhkan latihan keras dan kemampuan (willingness) yang tinggi untuk mendapat gelar insinyur/engineer. Ada 3 syarat yang harus seseorang lakukan sebelum menjadi insinyur, yaitu pendidikan formal, pengalaman, dan adanya organisasi profesi yang mengembangkan mutu layanan jasa melalui pendidikan dan pelatihan teratur. Dan diantara semua sikap mental yang perlu dimiliki seorang engineer, “menjunjung tinggi etika adalah salah satu yang utama”.

5.  
Kreatif
Seorang engineer dituntut harus memiliki pemikiran yang kreatif dan inovatif. Seringkali, kreativitas dan inovatif dianggap hal yang sama, namun pada dasarnya keduanya adalah bedaan. Kreativitas adalah kemampuan untuk berimajinasi dan menghasilkan ide-ide baru atas respon dari permasalahan yang ada tanpa adanya contoh-contoh sebelumnya. Sedangkan inovatif ialah kemampuan seseorang dalam mengimplementasikan kemampuan dan keahlian untuk menghasilkan karya baru dengan cara mengembangkan atau mengkombinasikan hal-hal yang sudah ada sebelumnya.
Empat karakteristik kreatifitas menurut national Advisory commitees UK (1999) yaitu : 
  •  Berpikir dan bertindak secara imajinatif
  • Seluruh aktivitas imajinatif itu memilki tujuan yang jelas
  • Melalui suatu proses yang dapat melahirkan sesuatu yang orisinal
  • Hasilnya harus dapat memberikan nilai tambah

6.
Mampu Memeberikan Keputusan Dengan Baik 
           Seorang engineer memiliki sifat kepemimpinan yaitu mampu memberikan keputusan yang baik. Sikap seperti ini tidak perlu diragukan lagi karna mereka memiliki kemampuan menganalisa dan menyintesa yang baik, mempunyai integritas intelektual, memiliki kemampuan berpikir dalam analogi dan imajinasi, memiliki insting yang kuat, kemampuan verbal dan secara mental waspada, memiliki cukup kesabaran dan mampu menekuni bidangnya, serta memahami dan mengapresiasi suatu bentuk proses kreativitas.



Share:

0 komentar:

Posting Komentar

iklan 1

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogger templates